Kritik Arsitektur-Tugas Me-Review 3 jurnal


REVIEW 1: Regionalisme dalam Kondisi Post Modern

Judul

Regionalisme pada Masa Post Modern

Identitas Jurnal

 

Judul    :

Penulis :

Tahun  :

 

 

 

Regionalisme dalam Kondisi Post Modern

Rislan Syarief

2012

Ringkasan

Istilah Post Modern pertama kali dikenalkan oleh Frederico De Onis, sebagai tanggapan muculnya modernism yang bermula di kalangan gerakan artistik terhadap fenomena perubahan estetis dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat dalam bidang seni, musik drama, film fiksi dan terakhir ke dalam arsitektur. Awalnya dipicu oleh pertumbuhan filsafat yang berkembang di era kebangkitan Revolusi Industri. Istilah post modern dikenalkan tahun 1930-an dan popular di 1960-an, dengan merujuk gerakan seni di masa-masa modernism yang sedang menggapai puncak jaya, tetapi mendapat tolakan karena institusionalisasi dalam museum dan akademi. Lalu pada 1970-an istilah Post Modern banyak di gunakan dalam bidang arsitektur, seni panggung, lukisan, seni patung, tarian dan musik, bahkan dalam ideologi, lalu tahun 1980-an istilah post modern semakin meluas karena didorong oleh usaha pencarian penjelasan teoritis dan justifikasi Post Modern. Apabila diperhatikan secara jauh umumnya kebangkitan Post Modern adalah perkembangan pemikiran falsafat baru di dunia Barat yang menolak tentang pola pemikiran kedudukan sains yang terpacu logika diskursif formal Arisotelian yang lebih melihat kinerja sains hitam putih, hingga tidak memberi peluang kepada kemungkinan yang paradox. Dalam pemikiran falsafat Barat yang dianggap terlalu menuntut adanya penjelasan secara logika saja, dengan dasar-dasar adanya keterukuran yang sedemikian ketat. Padahal secara logika, sains lebih memberikan ruang bagi kritik dan keterbukaan terrhadap adanya pola pemikiran yang beragam. Akibat kejadian ini timbul  pendapat yang menyatakan sains kini hanyalah tak lebih dari sekedar sebuah dogma yang justru menimbulkan kerumitan baru yang tak jelas akibat bias ideologi yang timbul oleh kaburnya efesiensi dan efektivitas dari metoda-metoda yang berkembang selanjutnya. Yang berakibat lahirnya pendapat dan pemikiran baru yang dengan tegas-tegas menolak segala macam hal-hal yang dianggap bersifat dogmatis.

Pendahuluan

Post-modern sebenarnya lebih dari terminologi non-akademik umum, sehingga begitu sulit untuk didefinisikan. Namun fenomena Kehadiran post-modern dalam seni tampaknya menjadi kebutuhan dan dapat dilihat melalui sifat penarikan Bentuk dan Praktek dalam Seni Modern.

Metode

Literature Review, yang mana menurut para ahli:

Menurut Hasibuan, Zainal A. (2007), Literature review berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Literature review berisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis tentang beberapa sumber pustaka (dapat berupa artikel, buku, slide, informasi dari internet, dan lain-lain) tentang topik yang dibahas, dan biasanya ditempatkan pada bab awal.

Pembahasan

Post Modern sesungguhnya lebih kepada peristilahan umum yang bersifat non akademis sehingga begitu sukar untuk didefenisikan.

 

·         Gejala Kebangkitan Arsitektur Post Modern

 

Kilas balik pertumbuhan sejarah filsafat/ideologi modern yang bermula berkembang pesat sejak abad ke 19 akibat kebangkitan Revolusi Industri, dimana berakibat tumbuh perubahan besar-besaran di bidang ekonomi, sosial dan teknologi.

 

Dalam dunia arsitektur, pemikiran baru tersebut berpengaruh besar pada para arsitek untuk membangun kreasinya, terutama dengan ditunjang oleh penemuan teknologi dan bahan yang timbul bersamaan dengan kebangkitan Revolusi Industri. Membawa angin perubahan yang sangat drastis pada karya-karya arsitektur pada masa itu.

 

 Setelah lebih kurang setengah abad, arsitektur modern mulai meredup seiring timbulnya rasa jenuh terhadap nilai logis dan rasional dalam falsfat modern yang banyak mendatangkan kritik dari penganut filsafah dan ideologi yang memberontak terhadap nilai-nilai yang dianggap terlalu mapan dan dogmatis.

 

Sebuah kegagalan dari realita teori-teori sosial yang bersifat totalitas dan politik revolusioner zaman silam. Zaman baru harus segera terbit, zaman pasca industri dengan segala konsekuensi dan budayanya. Kritik terhadap tradisi filsafat mapan sangat jelas.

Paham Arsitektur Modern yang dianggap kurang memperhatikan kehidupan yang realistis di alam nyata, tetapi lebih banyak memperhatikan kepada bagaimana seharusnya kehidupan manusia itu. sehingga menghilangkan perbedaan kultural akibat pengaruh Arsitektur Modern yang homogen.

 

·         Arsitektur Post Modern

 

  Pada tahun antara 1960 dan 1970, gerakan

Arsitektur Modern (Modern Movement)

binarnya mulai memudar.

 

Riwayat Arsitektur Modern benar-benar sampai bersamaan dengan dirobohkannya sebuah bangunan PruitIgoe Housing di St. Louis, negara bagian Missouri, Amerika Serikat tepatnya pada tanggal 15 Juli tahun 1972, jam 15:32.  Peristiwa dihancurkannya Pruit-Igoe inilah yang kemudian dijadikan sebagai simbol berakhirnya Arsitektur Modern, yang lahir pada tahun 1890-an. Karena dengan kegagalan bangunan tersebut menjadi sebuah pembuktian bahwa filosofi dan teori Arsitektur Modern memang sudah tidak relevan lagi berdasar tuntutan perubahan zaman.

 

Sebenarnya "Post Modern" sendiri hanyalah merupakan reaksi (anti thesis) dari modernism yang sudah sangat lama berlangsung . Irwing Howe  menggambarkannya sebagai "the radical break down of modernist". Jadi antara Modern dan Post Modern tak bisa dipisahkan satu sama lain

 

Fredric Jameson berpendapat bahwa sesungguhnya telah terdapat patahan dalam perkembangan sosial yaitu kondisi yang dinamakan sebagai Post Modern. Post Modern dapat diartikan sebagai logika budaya kapitalisme akhir, yang membentuk suatu dominasi budaya dan tahap sosio-ekonomi kapitalisme baru secara besarbesaran.

Dalam suatu perdebatan Robert Stern juga pernah membantah tentang terjadinya patahan. Dia tidak meyakini bahwa sesungguhnya revolusi telah terjadi dalam bidang seni dan politik saat itu. Perkembangan Post Modernism bahkan sangat dipengaruhi oleh Modernism.

 

Di dalam dunia arsitektur, aliran Post Modern

dikatakan sebagai penerus dari era "Mannerism" di zaman Renaissance di Italy abad 14-15. Karena itu juga dinamakan

Post Modern sebagai "Super Mannerism".

Kalau diterjemahkan istilah Post Modern itu

sendiri ke dalam Bahasa Indonesia maka Post Modern dapat diartikan sebagai kata "pasca modern."

 

Habermas berkeyakinan bahwasannya tidak terjadi patahan pada Post Modern dan dalam sejarahnya Post Modernisme adalah suatu bentuk ideologi neo konservatif.

 

Dalam bidang arsitektur, sebenarnya ada anggapan yang berupa kritik Arsitektur Modern yang ada selama ini seakan-akan membujuk dan memberi keyakinan tetapi tidak berusaha untuk mengerti dan menafsirkan, kaku dan ingin universal. Lama kelamaan membuat orang menjadi jenuh. Post Modern adalah suatu usaha untuk berusaha memperbaiki dan mencari sebab dari kejenuhan tersebut, tetapi banyaknya informasi mengakibatkan timbulnya eklektisisme yang semakin kompleks.

 

Eklektisisme yang timbul dalam Post Modern disebabkan ada keinginan yang besar untuk memadukan berbagai unsur, terutama memadukan antara yang tradisional dengan yang non-tradisional, perpaduan antara yang lama dan baru. Karena itu Post Modern punya gaya yang hybrid (perpaduan dua unsur) dan bermuka dua yang disebut dengan double coding.

 

Di dalam masyarakat tradisional memadukan dua unsur ini tidaklah terlalu sulit, karena mereka punya bahasa arsitektur yang sama. Sedangkan di dalam budaya pluralisme sekarang ini adalah sangat sukar karena masingmasing punya latar belakang budaya yang sama sekali berlainan.

 

·         Post Modern Sebagai Filsafat

 

Post Modern adalah merupakan kebangkitan masyarakat pasca industri, dimana kehidupan ditandai dengan teknologi komputer, teknologi animasi, teknologi maju, dan ilmu pengetahuan dengan segala bentuk perubahanya yang berjalan sangat cepat.

 

Dari segi kebangkitan filsafat baru, kondisi Post Modern banyak ditandai dengan adanya perubahan radikal terutama dalam sains yang merupakan tiang utama dari tonggak modernitas yang mendapat serangan sehingga mengalami perubahan-perubahan yang fundamental, dari segi kedudukan kultural maupun dari segi kinerja internalnya.

 

luar reprentasi semacam ideologi agama, mitos, dan tradisitradisi yang bersifat lokal. Bersamaan dengan kebangkitan filsafat baru, maka sains tumbuh sebagai ideologi baru, merupakan tradisi atau kultur tersendiri, yang keterkaitannya dalam bidang ekonomi, politik, agama dan peradaban dalam konstelasinya secara global mulai jadi dipertanyakan dengan pola pemikiran yang kritis. Berdasar pola pendapat seperti ini kemudian berkembang sebuah anggapan bahwa persoalan Post Modern sebenarnya adalah sebuah kondisi total dalam era awal melenium ketiga yang dapat dilihat dari adanya fenomena segala sesuatu yang saling bertentangan.

 

·         Kritik

 

Akibat kritikan pedas aliran Post Modern terhadap Arsitektur Modern yang cenderung dogmatis dan universal. Maka perlu ada pemikiran baru dengan tekad besar agar dapat keluar dari arus tersebut.

 

Sepantasnya bila lahirlah pemikiran baru yang menjurus kepada sebuah semangat untuk kembali pada landasan-landasan regionalisme yang dianggap lebih kontekstual. Pemikiran seperti ini seakan menjadi peluang yang menjanjikan bagi kebangkitan arsitektur negara-negara berkembang yang selama ini selalu terabaikan karena dianggap tidak rasional.

 

Dalam membaca perkembangan arsitektur ke depan yang harus dicermati adalah bukannya bentuk penolakan terhadap kemajuan dalam bentuk modernisasinya tetapi adalah doktrin internationalismenya. Ini yang sangat bertentangan dengan gerakan regionalisme.

 

kebangkitan regionalisme adalah tumbuhnya semacam penolakan pada hegemoni Barat dalam bentuk ideological Arsitektur Modern yaitu one internationalstyle yang seakan membabi buta dengan semangat untuk menjadi universal.

 

Senyawa kultural dengan kemajuan teknologi masa kini yang umumnya datang dari Barat, sehingga citra dan nilai-nilai lokal yang masih dianut dalam masyarakat setempat dapat dikembangkan, dalam bentuk tranformasi budaya untuk menghadirkan identitas yang kontekstual berdasarkan tempat keberadaan bangunan tersebut, agar dapat menampilkan penciptaan arsitektur setempat.

 

Kesimpulan

Dilihat lebih jauh, secara umum, kita dapat mengatakan bahwa kebangkitan postmodern adalah perkembangan pemikiran filosofis baru di dunia Barat yang menolak model pemikiran posisi sains yang selama lebih mengacu pada logika formal diskursif Arisotelian yang cenderung melihat kinerja sains dalam hitam di atas putih, tidak membiarkan kemungkinan paradoks.

Dalam pola pemikiran filosofis Barat selama ini
yang dianggap terlalu menuntut penjelasan hanya secara logis, berdasarkan adanya ukuran-ukuran yang kaku tersebut. pola pikir yang berbeda dan memberikan peluang adanya peluang bahkan untuk ide yang tidak ilmiah.

Dengan demikian, sebagai akibat dari kejadian ini, muncul pendapat bahwa ilmu pengetahuan tidak lebih dari sebuah dogma yang pada kenyataannya menciptakan kompleksitas baru yang tidak jelas karena prasangka ideologis yang lahir pada tahun dari pengaburan efisiensi dan efektivitas metode
yang kemudian dikembangkan. dengan lahirnya pendapat dan pemikiran baru yang dengan tegas menolak segala macam hal yang dianggap bersifat dogmatis, sehingga pendapat ini cenderung fatalistic.

REVIEW 2: Kajian Desain Fasad Baru Grand Royal Panghegar Bandung Dalam Perspektif Arsitektur Posmodern

Judul

Desain Fasad Baru Grand Royal Panghegar Bandung Dalam Perspektif Arsitektur Posmodern

Identitas Jurnal

 

Judul    :

 

Penulis :

Tahun  :

 

 

 

Kajian Desain Fasad Baru Grand Royal Panghegar Bandung Dalam Perspektif Arsitektur Posmodern

Jerry Adam, Rizki Swandara. R

2014

Ringkasan

·         Arsitektur Post Modern

 

Lahirnya arsitektur posmodern merupakan dialektika kritis terhadap ideologi sebelumnya Posmodernisme merupakan kelanjutan dari modernisme dan trensendernya

 

Posmodernisme sebagai gerakan budaya tidak berarti memutar jarum jam ke belakang, tetapi merekonstruksikan asumsi-asumsi kaum modernis dengan sesuatu yang lebih besar, lebih penuh, dan lebih benarCiri-ciri posmodern yang berbeda dengan era modern namun bukan sebagai antitesis melainkan sebagai pergeseran dan pergantian paradigma.

Pertama, double codded yang bermakna posmodern memiliki ketegangan permanen dan bersifat hibrid, campuran dan ambigu.
Kedua, posmodern adalah arsitektur hibridaJencks dalam The Journal of Architectural Theory and Criticism Volume I, menyatakan bahwa arsitek posmodernis mengklaim bangunannya berakar pada tempat dan sejarah.
Ketiga, arsitektur posmodern berkeinginan menjadi Schizophrenia. Keempat, posmodern adalah arsitektur dengan bahasa. Keenam, posmodern adalah arsitektur yang merespon multiplicity "keragaman‟ kota.

 

·             Arsitektur Art Deco

Art Deco merupakan salah satu langgam yang sangat luas penerapannyaBerbagai macam contoh dapat kita jumpai, dalam arsitektur, pakaian, poster dan peralatan rumah tangga serta masih banyak lagi contoh lainMekipun tersedia beragam benda yang memakai langgam Art Deco, namun tidaklah mudah mendefiniskan bagaimana langgam Art Deco.

 

Karakter-karakter teknologi yang menggambarkan kecepatan diterjemahkan ke dalam desain dalam bentuk garis-garis lengkung dan zig-zag.

 

·         Konsep Fasad Hotel Grand Royal Panghegar Bandung

 

Ornamen Art Deco pada pilar terlihat sangat jelas dan cepat dimengerti oleh orang pada saat pertama kali melihatnya.

 

Terdapat manipulasi terhadap bentuk geometris subtractive yang biasanya di terapkan pada dinding dan bukaan bangunan.

 

Material besi dan kaca diperlihatkan secara jelas pada entrance bangunan tersebut.

 

Kesan minimalis dan kejujuran material sengaja dimunculkan pada desain entrance tersebut.

 

Secara keseluruhan, desain pada fasad massa bangunan baru dibuat sederhana, elegan, dan menerapkan prinsip "form follow function" juga "less is more".

Langgam asli Hotel Panghegar sengaja tidak dihilangkan keasliannya secara signifikan dan tetap diterapkan pada massa bangunan baru.

 

Pada bagian podium terdapat dinding berbentuk lengkung yang memiliki banyak ornamen.

 

Kemudian di bagian ujung kiri dan kanan bangunan tedapat balkon berulang dari bawah sampai atas. Bukaan kaca dominan memanjang dari lantai bawah sampai lantai atas memberikan kesan sederhana seperti gaya arsitektur modern.

 

Dinding Art Deco yang tadinya dua baris disebelah kiri dan dua baris di sebelah kanan dikurangi menjadi satu barisHal ini untuk membedakan antara badan bangunan dengan bagian kepalaKombinasi tersebut merupakan kebalikan dari badan bangunan yang lebih di dominasi oleh ornamen Art Deco.

Pendahuluan

Munculnya pemikiran arsitektur postmodern merupakan bentuk kritik terhadap gaya arsitektur modern yang cenderung internasional dan monoton. Diyakini bahwa gaya arsitektur modern
(gaya internasional)
telah mencemari kota-kota di seluruh dunia dengan  yang monoton.

Meski menjadi bentuk kritik terhadap gaya arsitektur modern, postmodern arsitektur adalah kelanjutan dari modernisme dan trennya, sebuah aktivitas ganda yang mengakui hubungan kompleks masa kini dengan paradigma dan pandangan dunia sebelumnya.
Gerakan postmodern masih menerima modernisasi, atau industrialisasi, tetapi menolak untuk menempatkan teknologi tinggi lebih tinggi dan membuat pandangan dunia tentang

modernisme sama pentingnya dengan era sebelumnya (Jencks, 1977).

Menurut Jencks (1977), arsitektur postmodern memiliki arti pengkodean ganda, yaitu kombinasi antara teknik modern dengan sesuatu yang lain, biasanya bangunan tradisional yang bertujuan untuk berkomunikasi dengan masyarakat dan kelompok minoritas tertentu.


Gedung Grand Royal Panghegar Bandung merupakan contoh bangunan yang menggunakan
ornamen, terutama pada fasad bangunan yang dipadukan dan dipadankan dengan
gaya arsitektur modern.

 

Metode

Literature Review, yang mana menurut para ahli:

Menurut Hasibuan, Zainal A. (2007), Literature review berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Literature review berisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis tentang beberapa sumber pustaka (dapat berupa artikel, buku, slide, informasi dari internet, dan lain-lain) tentang topik yang dibahas, dan biasanya ditempatkan pada bab awal.

Pembahasan

·         Arsitektur Post Modern

 

Arsitektur posmodern adalah gaya arsitektur yang berkembang pada tahun 1970-an dan merupakan kritikan terhadap modernisme.

 

Pada tanggal 15 juli 1972 merupakan momentum yang dianggap monumental bagi perkembangan arsitektur posmodern. Apartemen murah Pruitt Igoe karya Yamazaki, arsitek pengikut aliran modern ortodoks, dihancurkan. Apartemen yang dibangun dengan ideologi arsitektur modern ternyata melahirkan bangunan yang monoton, tidak manusiawi, pornografi, vandalisme, dan kriminalitas yang tidak dapat ditoleransi lagi.

 

Lahirnya arsitektur posmodern merupakan dialektika kritis terhadap ideologi sebelumnya (modernisme). Posmodernisme merupakan kelanjutan dari modernisme dan trensendernya. Kedua pernyataan tersebut tampak kontradiktif, namun apabila dilihat dari konsep double coding.

 

Posmodernisme sebagai gerakan budaya tidak berarti memutar jarum jam ke belakang, tetapi merekonstruksikan asumsi-asumsi kaum modernis dengan sesuatu yang lebih besar, lebih penuh, dan lebih benar. Ciri-ciri posmodern yang berbeda dengan era modern namun bukan sebagai antitesis melainkan sebagai pergeseran dan pergantian paradigma.

 

Dalam buku The Language of Post-Modern Architecture (1977), Jencks menjelaskan ada enam prinsip arsitektur posmodern, yaitu:

 

Pertama, double codded yang bermakna posmodern memiliki ketegangan permanen dan bersifat hibrid, campuran dan ambigu.

 

Kedua, posmodern adalah arsitektur hibrida. Jencks dalam The Journal of Architectural Theory and Criticism Volume I, menyatakan bahwa arsitek posmodernis mengklaim bangunannya berakar pada tempat dan sejarah.

 

Ketiga, arsitektur posmodern berkeinginan menjadi Schizophrenia. Sebuah penyakit mental yang menunjukkan seseorang yang memiliki dua keadaan mental yang saling bertentangan pada saat yang sama.

 

Keempat, posmodern adalah arsitektur dengan bahasa. Dengan kata lain, agar dapat dibaca dengan gaya multivalen posmodern harus memiliki bahasa arsitektur.

 

Kelima, posmodern adalah arsitektur yang cenderung kaya dengan metafor, baru dan bersangkutan, bukan jenis arsitektur yang eksklusif (Kurokawa, 1991).

 

Keenam, posmodern adalah arsitektur yang merespon multiplicity „keragaman‟ kota.

 

·         Arsitektur Art Deco

 

Art Deco merupakan salah satu langgam yang sangat luas penerapannya. Berbagai macam contoh dapat kita jumpai, dalam arsitektur, pakaian, poster dan peralatan rumah tangga serta masih banyak lagi contoh lain. Mekipun tersedia beragam benda yang memakai langgam Art Deco, namun tidaklah mudah mendefiniskan bagaimana langgam Art Deco.

 

Perkembangan Art Deco tidak lepas dari pengaruh situasi dan kondisi jamannya, pada saat itu di Eropa sedang berlangsung revolusi industri, masyarakat terpesona oleh adanya penemuan-penemuan dan teknologi yang maju dengan pesat. Karakter-karakter teknologi yang menggambarkan kecepatan diterjemahkan ke dalam desain dalam bentuk garis-garis lengkung dan zig-zag.

 

ARSITEKTUR POSMODERN HOTEL GRAND ROYAL PANGHEGAR

 

·         Konsep Fasad Hotel Grand Royal Panghegar Bandung

 

- Pemilik hotel Grand Royal Panghegar menginginkan sebuah hotel yang konteks dengan bangunan-bangunan Art Deco disekitarnya.

 

- Konsep Art Deco diharapkan bisa menjadi daya tarik pengunjung untuk menginap dan tinggal di bagunan yang kini menjadi salah satu hotel pariwisata di kota Bandung.

 

- Berangkat dari keinginan owner, arsitek memberikan solusi desain bangunan posmodern yang tercipta dari penggabungan arsitektur Art Deco dengan arsitektur modern (Endar, 2012).

 

·         Unsur Fasad yang mencerminkan arsitektur postmodern

 

- Ornamen Art Deco bisa ditemukan pada sebagaian besar fasad bangunan Grand Royal Panghegar,baik itu podium, badan bangunan, sampai kepala bangunan.

 

- Ornamen Art Deco bisa ditemukan pada sebagaian besar fasad bangunan Grand Royal Panghegar,baik itu podium, badan bangunan, sampai kepala bangunan. Yaitu :

 

- Terdapat garis-garis simetris yang membentuk persegi panjang menjadikan kolom berkarakter Art Deco.

 

-Kolom tersebut kontekstual dengan kota Bandung yang banyak memiliki peninggalan bangunan Art Deco.

 

-Ornamen Art Deco pada pilar terlihat sangat jelas dan cepat dimengerti oleh orang pada saat pertama kali melihatnya.

 

-Terdapat manipulasi terhadap bentuk geometris subtractive yang biasanya di terapkan pada dinding dan bukaan bangunan.

 

- Langgam Art Deco menunjukkan adanya kontekstualisme pada Grand Royal Panghegar dengan lingkungan sekitar yang banyak didominasi oleh bangunan-bangunan bersejarah yang memiliki langgam Art Deco.

 

- Salah satu contohnya adalah unsur jendela pada Gedung setasiun Ketreta Api Bandung yang memiliki kemiripan dengan jendela pada Grand Royal Panghegar.

 

-Unsur modern terlihat jelas pada bagian Entrance depan bangunan yang memakai penutup kaca dengan rangka besi yang digantung pada dinding podium. Material besi dank aca diperlihatkan secara jelas pada entrance bangunan tersebut.

 

- Entrance bangunan memiliki karakter arsitektur modern pada umumnya. Kesan minimalis dan kejujuran material sengaja dimunculkan pada desain entrance tersebut.

 

·         Unsur Fasad yang mencerminkan arsitektur postmodern

·                    Unsur Arsitektur Modern

Penerapan unsur-unsur arsitektur modern minimalis pada fasad massa bangunan baru cukup direpresentasikan dengan jelas pada:

 

-Penggunaan cladding,

-Pemilihan material,

-Pemilihan warna dan tekstur,

-Penggabungan komposisi massa bangunan,

-Tidak ditemukannya penggunaan motif yang      rumit.

 

Secara keseluruhan, desain pada fasad massa bangunan baru dibuat sederhana, elegan, dan menerapkan prinsip “form follow function” juga “less is more”.

 

·                    Unsur Arsitektur Modern

 

-Langgam asli Hotel Panghegar sengaja tidak dihilangkan keasliannya secara signifikan dan tetap diterapkan pada massa bangunan baru.

 

-Unsur-unsur Art Deco seperti penggunaan pola pengulangan atau repetitif, pemilihan tekstur dan warna monokrom, dan bentuk massa yang geometris tetap diterapkan pada fasad massa bangunan baru.

 

- Penggunaan unsur-unsur Art Deco pada fasad bangunan dan juga penggunaan warna ciri khas Art Deco seperti pada umumnya merupakan gambaran arsitektur posmodern yang pro-history.

 

- Ornamen Art Deco merata di setiap bagian bangunan. Pada bagian podium terdapat dinding berbentuk lengkung yang memiliki banyak ornamen.

 

- Pada badan bangunan terdapat dinding masif berwarna coklat yang memiliki ukiran ciri khas Art Deco.

 

- Dinding masif tersebut digabungkan dengan elemen kaca dekoratif Art Deco yang dibuat lebih modern di bagian tengah bangunan.

-Dibagian paling atas terdapat simbol-simbol yang memberikan bentuk keberagaman pada fasad bangunan.

 

- Pada bagian podium bangunan, ornamen Art Deco lebih bervariasi. Pilar-pilar berwarna gelap terlihat mendominasi podium bangunan.

 

- terdapat kaca reflektif yang dihiasi dengan garis-garis frame yang merupakan transformasi dari bentuk Art Deco menjadi sesuatu yang lebih modern.

 

- Terdapat juga dinding bertekstur dengan pola garis-garis yang terlihat tidak terlalu jelas adalah salah satu karakter dinding Art Deco.

 

- Lebih keatas lagi yaitu bagian tengah atau badan bangunan, ornamen Art Deco sangat terlihat jelas pada bagian tower sebelah kiri. Pada tower tersebut dinding Art Deco menghiasi fasad bagian samping bangunan di padukan dengan bukaan kaca tidak terlalu lebar. Kemudian di bagian ujung kiri dan kanan bangunan tedapat balkon berulang dari bawah sampai atas. Balkon tersebut memberi kesan garis-garis timbul yang akan tampak selaras bila dipadukan dengan kolom dan dinding Art Deco di bagian kaki bangunan.

 

- Unsur modern juga terlihat pada badan menara bangunan yaitu bukaan kaca lebar pada bagian tengah bangunan. Bukaan kaca dominan memanjang dari lantai bawah sampai lantai atas memberikan kesan sederhana seperti gaya arsitektur modern.

 

- bagian kepala bangunan juga tidak terlewat dari sentuhan ornamen Art Deco. Dinding Art Deco yang tadinya dua baris disebelah kiri dan dua baris di sebelah kanan dikurangi menjadi satu baris. Hal ini untuk membedakan antara badan bangunan dengan bagian kepala. Kombinasi tersebut merupakan kebalikan dari badan bangunan yang lebih di dominasi oleh ornamen Art Deco.

 

secara keseluruhan bangunan Grand Royal Panghegar memiliki kesamaan dengan arsitektur posmodern, diantaranya memiliki makna double codding yang terlihat dari adanya kombinasi antara teknik modern dengan sesuatu yang lain (sejarah). Beragam ornamen Art Deco dapat dilihat pada bangunan grand Royal Panghegar baik yang diterapkan secara jelas ataupun yang mengalami modifikasi bentuk.

Kesimpulan

Gedung Grand Royal Panghegar dirancang dengan cara berpikir yang berbeda dari proses desain arsitektur modern . Gedung ini dirancang dengan berbagai referensi yang bertujuan untuk membuat sebuah fiksi yang tidak mudah dibaca oleh pengguna dan publik. secara umum. Grand Royal Panghegar cenderung memperhatikan resepsi tipe. Monumen bersejarah dan ketertarikan pada aspek simbolis fasad. Eksplorasi seni Art Deco sangat terasa di gedung Grand Royal Panghegar, sebagian besar bangunan ini menggunakan infrastruktur granit
hitam putih, ini merupakan upaya arsitek untuk menghadirkan ornamen figuratif. gedung baru

didorong untuk menjadi simbolis dan monumental, tetapi bermain dengan arsitektur
masa lalu. Nampaknya dari pemikiran di atas telah terjadi perpaduan dua makna yang berbeda pada bangunan Grand Royal Panghegar, yaitu perpaduan dua gaya yang berbeda, Art Deco dan Modern. Apalagi jika dilihat lebih dekat, bangunan tersebut terbagi menjadi bagian tropometrik bangunan klasik, yaitu podium, badan, dan kepala.Dapat disimpulkan bahwa Grand Royal Panghegar merupakan bangunan postmodern.

 

REVIEW 3: Polarisasi Arsitektur Modern dan Post Modern

Judul

Penentangan Terhadap Arsitektur M odern dan Post Modern

Identitas Jurnal

 

Judul    :

Penulis :

Tahun  :

 

 

 

Polarisasi Arsitektur Modern dan Post Modern

Marcus Garthva & Alfred Wijaya

2006

Ringkasan

Kritik -kritik dan teori tentang arsitektur-modern telah cenderung untuk menyederhanakan secara berlebihan kebermulaan yang kompleks Gerakan Arsitektur Modern. Penyederhanaan tersebut merupakan representasi pengurangan bertahap prinsip-prinsip normatif gerakan arsitektur modern. Hal tersebut dapat dilihat pada perkembangan gerakan arsitektur modern dari Eropah sampai di Amerika Serikat. Eksibisi Hitchcock dan Johnson 1932 pada Museum Seni Modern di New York, serta Gaya Internasional Arsitektur sejak 1922, menunjukkan kecenderungan pada pengurangan stereometry.

Siegfried Giedion, pakar sejarah yang berpengaruh pada gerakan arsitektur modern, mengikuti jejak Hitchcock dan Johnson, dalam karyanya "Space, Time and Architecture" , pertama kali menyatakan keberadaan penekanan rekayasa bangunan pada perancangan bangunan-bangunan sepanjang abad 19, yang merupakan faktor krusial dalam proses kelahiran gerakan Arsitektur Modern. Namun hal tersebut mengalami pengurangan pada abad ke-20 , di mana penekanan diarahkan pada ekspresionisme. Pengurangan tersebut berlanjut pada akhir abad 20 tersebut dimana tradisi kontruktivisme dilupakan, sebagai penggantinya adalah kubus putih yang diperlakukan sebagai tipe gaya ideal.

Gerakan tersebut mengacu pada kreatifitas konstruktivisme Alexander Norman

Pada perkembangan lanjut beberapa penelitian yang paling efektif dikembangkan oleh insinyur Jerman Menge Ringhausen, yang mana Meri-sistem masih digunakan seluruh dunia.

Pada tahun 1975 dan 1977 Charles Jenck menulis "Death Of Modern Architecture" dan mendefinisikan pengganti modern-arsitektur sebagai post modern, Buku Charles

Architecture dari Le Corbusier yang cenderung mengikuti kecenderungan-kecenderungan fungsional gerakan Le Corbusier yg dinyatakan di awal 1950-an.

Oswald Mathias'Ungers, Arsitek Jerman pertama kali berpartisipasi dalam diskusi arsitektur-internasional tentang masalah-masalah arsitektur kontempeorer di CIAM

Hal ini berangkat dari kritik-kritik Charles Moore di Amerika Serikat dan Inggris yaitu kurangnya ekspresi dan makna dalam arsitektur modern. Protes gerakan ini terhadap arsitektur modern. Sejumlah prinsip-prinsip perancangan penting yang berdasarkan pada gagasan strukturalisme dapat jelas dibedakan pada proyek-proyek pribadi Piet Blom.

Pendahuluan

Perdebatan arsitektur berupa polarisasi Arsitektur Modern dan Arsitektur Postmodern

Pada dasarnya hal tersebut tidak mencerminkan perkembangan dan situasi yang sebenarnya dalam dunia praktisi arsitektur, namun perlu dikenali secara mendalam sebagai suatu Fenomena. Revisi prinsip-prinsip arsitektur modern pada perkembangan lanjut berkaitan erat dengan fenomena polarisasi tersebut dalam kompleksitas akar-akar sejarah gerakan arsitektur modern. Namun di sisi lain Arsitektur Modern mengalami revisi secara evolusioner dengan nama Late Modern, sebagai reaksi terhadap tumbuhnya gerakan baru tersebut.  Prinsip-prinsip tertentu arsitektur modern masih berlaku sebagaimana yang dilaksanakan pada praktek-praktek bangunan-bangunan arsitektur modern. 

Pada dasarnya arsitektur Modern.dan arsitektur Post Modern pada satu sisi dapat dipandang sebagai dua'duriia'yang terpisah, namun pada sisi lain'dapat disatukan dalam hal-hal tertentu,' sehingga' batas-antara keduanya tidak begitu jelas.

 

 

Metode

Literature Review, yang mana menurut para ahli:

Menurut Hasibuan, Zainal A. (2007), Literature review berisi uraian tentang teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari bahan acuan untuk dijadikan landasan kegiatan penelitian. Literature review berisi ulasan, rangkuman, dan pemikiran penulis tentang beberapa sumber pustaka (dapat berupa artikel, buku, slide, informasi dari internet, dan lain-lain) tentang topik yang dibahas, dan biasanya ditempatkan pada bab awal.

Pembahasan

·         Pengurangan Bertahap Gerakan Arsitektur Modern

 

Kritik -kritik dan teori tentang arsitektur-modern telah cenderung untuk menyederhanakan secara berlebihan kebermulaan yang kompleks Gerakan Arsitektur Modern. Penyederhanaan tersebut merupakan representasi pengurangan bertahap prinsip-prinsip normatif gerakan arsitektur modern. Hal tersebut dapat dilihat pada perkembangan gerakan arsitektur modern dari Eropah sampai di Amerika Serikat. Eksibisi Hitchcock dan Johnson 1932 pada Museum Seni Modern di New York, serta Gaya Internasional Arsitektur sejak 1922, menunjukkan kecenderungan pada pengurangan stereometry. Hal tersebut berupa bangunan-bangunan dengan bentuk-bentuk dasar, sesuai dengan ide-ide Bauhaus dan Le Corbusier.

 

Hitchcock dan Johnson sangat peduli kepada ekspresionis Belanda dan Jerman: De Klerk dan Mendelsohn, serta kontruvist Rusia: Vesnini dan Leonidov. Siegfried Giedion, pakar sejarah yang berpengaruh pada gerakan arsitektur modern, mengikuti jejak Hitchcock dan Johnson, dalam karyanya "Space, Time and Architecture" (Cambridge 1941), pertama kali menyatakan keberadaan penekanan rekayasa (engineering) bangunan pada perancangan bangunan-bangunan sepanjang abad 19, yang merupakan faktor krusial dalam proses kelahiran gerakan Arsitektur Modern.

 

Namun hal tersebut mengalami pengurangan pada abad ke-20 (misal: karya-karya: Gropius, Mies Van der Rohe, Le Cobusier, Alto), di mana penekanan diarahkan pada ekspresionisme. Hal ini nampak dalam tesis Walter Gropius dengan Bauhaus-nya yang mengangankan perpaduan antara seni dengan teknik yang memperlihatkan dominasi industrialnya, dengan menekankan teori gestalt-gestalten: membentuk, memberi dan mencipta bentuk, lalu menjadi gestaltung yang identik dengan design, salah satu hasilnya adalah konsep eksistensial yang berkaitan erat dengan \s\lcontent dan bentuk//orm, yang diselesaikan separuh jalan dengan menerima sepenuhnya hegemoni industrialnya. Pengurangan tersebut berlanjut pada akhir abad 20 tersebut dimana tradisi kontruktivisme dilupakan, sebagai penggantinya adalah kubus putih yang diperlakukan sebagai tipe gaya ideal. Pathos of functionalisme menjadi Pathos kubus putih sebagai norma estetika baru, sehingga pengembangannya berupa bentuk-bentuk kubus dan kontainer.

 

·         Modernisme Putih Pada Late Modern

 

Pompidou Centre merupakan konstruksi yang menggunakan teknis baru, yang berarti pemberian konstruktivisme sebagai ekspresi kontemporer, dan mengembangkan konsep yang lebih jauh bagaimana bangunan direkayasa. Namun sejak Pompidou Centre tersebut terdapat kecenderungan baru yaitu pengembangan bentuk-bentuk kubus putih menjadi kubus merah dan biru, yang mengakomodasi bentuk atap Le Corbusier: Villa Savoye, yang berwarna Pink dan biru. yang mana pengembangannya diarahkan pada sensitifitas pancaindra (sensuous).

 

Upaya-upaya untuk menemukan citra diri gerakan Arsitektur Modern dapat ditunjukkan oleh gerakan arsitektur-modern Walter Gropius, yang memutuskan untuk memiliki semua buku sejarah arsitektur yang ada di perpustakaan Universitas setelah ia menjadi Dekan Fakultas Harvard 1938.

 

Sejak era-Yunani kuno, setiap gerakan-gerakan baru arsitektur memiliki tradisi untuk melakukan pemberontakan terhadap tradisi lama, yang menghasilkan kreasi gaya-gaya arsitektur yang berfungsi sebagai paradigma bagi para arsiteknya. Dengan demikian pada prinsipnya selalu mendefinisi ulang pengertian-pengertian dan dasar-dasar kaidah-kaidah arsitektur, yaitu arsitektur sebagai bangunan serta alternatif bentuk bangunan yang harus dipilih, sehingga gerakan Arsitektur Modern tidak dapat mengorientasikan dirinya oleh model-model masa lalu, ia harus menciptakan norma-normanya sendiri. Prinsip dasar ini berlaku untuk Gropius, Le Corbusier, De Styl Group Dutch, Futuris Italia, Kontrukvist Rusia. Gerakan arsitektur-modern memiliki kerangka referensi yang luas dan bervariasi karena hal itu memerlukan penjabaran norma-normanya sendiri.

 

Upaya-upaya untuk menemukan norma baru ditunjukkan oleh Arsitektur Modern Avant Garde yang telah mampu mengatur preseden sejarah arsitketur, namun harus menelusuri paradigma-paradigma sumber-sumber sejarah, seperti geometri/alam. Salah satu acuannya adalah bentuk murni Le Corbusier yang diturunkan dari stereometri empat persegi panjang, kubus dan bola. Gerakan De -Belanda masih dekat dengan Bauhaus, namun mereka membangun bangunan-bangunan yang mengekspresikan pemisahan pemakaian bentuk-bentuk dasar. Mereka menemukan model bentuk-bentuk mineral alam sebagai inovasi.

Mereka menyusun Utopia kristal Ernst Foller yang berkata rumah harus menjadi tempat suci dari kristal yang menyala-nyala. Mereka percaya bahwa bangunan harus mengambil bentuk kristal yang dinampakkan oleh alam. Bentuk elementarisme benar-benar berbeda dari yang ditampilkan oleh le Corbusier dan Bauhaus. Hal ini memiliki dampak yang besar pada perancang-perancang berikutnya.

Herman Finsterlin mengacu pada bentuk-bentuk alam yang berkaitan dengan jaringan tubuh. Baginya, rancangan bangunan merupakan analogi bentuk-bentuk organik mahluk hidup.

 

Namun secara keseluruhan di Uni-Sovyet model teknologi merupakan media yang paling efektif digunakan untuk menembus batasan sejarah arsitktur dan memberikan titik awal baru untuk arsitektur modern. Produk pendekatan ini berupa publikasi komperhensif yang pertama. pada arsitektur revolusi Rusia, yang menampakkan sejumlah besar proyek-proyek yang dilaksanakan 1919 yang dekat dengan kubisme dan futurisme, serta ekspresionisme Berlin arbeitstratfurkunst. Namun Paradigma ini sempat digulingkan oleh aliran neoMasisme pada Uni SovyetStalin, Gaya Internasional Western. kelihatannya lebih segar dari Modernisme Putih New York Five.


Gerakan tersebut mengacu pada kreatifitas konstruktivisme Alexander Norman

Bell pada akhir abad-19, membuka pengembangan sistem bangunan lebih luas yaitu memanfaatkan potensi konstruksi tetrahedron untuk produksi massal. Eksperimen pertama Bell merupakan titik balik sistem bangunan. Pada perkembangan lanjut beberapa penelitian yang paling efektif dikembangkan oleh insinyur Jerman Menge Ringhausen, yang mana Meri-sistem masih digunakan seluruh dunia.

 

·         Modernisme Dalam Arsitektur

 

Bagaimanapun upaya-upaya untuk kembali (set back) ke formula awal sejarah

arsitketur, bukan merupakan satu-satunya jalan keluar bagi arsitektur modern, yang

mengutamakan 'isi(content) dan monotonisme abstraksi fungsionalis-arsitektur modern, Pemikirannya tentang urbanisme pada awal abad 20 melahirkan beberapa gasasan kritis sebuah kota. Secara umum dari uraian diatas terdapat gambaran bahwa pendukung modernis dalam arsitektur percaya bahwa hanya ada satu cara mengartikulasikan estetika yaitu melalui penerjemahan fungsi pada bentuk, dengan bantuan inovasi teknologi dan konstruksi, dengan cara yang berbeda-beda. Modernis meringkas bahasa estetik seni menjadi bahasa universal fungsi, sehingga melecehkan perbedaan-perbedaan pada kebudayaan, tempat, waktu dan individual. Para modernis tertentu yang ekstrim, menjadikan estetika seni hanya sebagai permainan garis geometris, permukaan yang bersih, bentuk-bentuk kotak yang monoton, sehingga tidak ada perbedaan mencolok antara estetika lemari es dan lemari arsip, yang ada penyeragaman estetik.

Perkembangan akhir arsitektur Modern menunjukkan upaya-upaya untuk menyatukan umat manusia melalui universalisme nilai-nilai dan gaya, namun sekaligus melecehkan dan menghancurkan nilai-nilai etnisitas, kelas, nasionalitas, agama atau ideologi.

 

·         Arsitektur Postmodern

Pada dasarnya, cara pandang Postmodern muncul sebagai reaksi terhadap fakta bahwa modernisme tidak pernah mencapai impian yang dicita-citakan. Semangat tersebut telah menghasilkan kemajuan yang pesat dalam berbagai bidang kehidupan dalam waktu yang relatif singkat. Mimpi untuk memiliki dunia yang lebih baik dengan bermodalkan pengetahuan berhasil terwujud, Namun hal itu tidak berlangsung lama, sampai kemudian ditemukan juga begitu banyak dampak negatif dari ilmu pengetahuan bagi dunia. Teknologi juga tidak memberikan waktu senggang bagi manusia untuk beristirahat dan menikmati hidup, di masa lampau yang mana waktu senggang relatif banyak.

Pada era-modern, teknologi telah berhasil menciptakan alat-alat yang memudahkan pekerjaan manusia, sehingga semua seharusnya orang lebih memiliki waktu luang dibanding dulu, tetapi kenyataannya semua orang lebih sibuk dibanding dulu. Teknologi instan yang ada saat ini justru menuntut pribadi-pribadi untuk lebih bekerja keras agar mendapatkan hasil yang maksimal dari efektivitas yang diciptakan. Gerakan untuk menyingkirkan modernisme secara langsung datang melalui kehadiran dekonstruksi sebagai sebuah teori sastra yang mempengaruhi aliran baru dalam filsafat. Dekonstruksi merupakan sebuah gebrakan awal yang menentang teori strukturalis dalam sastra yang mengatakan bahwa semua masyarakat dan kebudayaan mempunyai struktur yang sama sehingga teks dapat dibaca dan dimengerti secara universal.

Makna tidaklah terdapat dalam teks, tetapi pemaknaan muncul dari masing-masing pribadi yang membaca teks. Teori sastra dekonstruksi memberi masukan pada filsafat postmodern yang mana pemaknaan sebuah realitas dinilai berbeda oleh masing-masing orang. Pemaknaan menjadi subjektif, dan pemaknaan subjektif menjadi kebenaran bagi pribadi yang bersangkutan. Harapan untuk mendapatkan hidup yang lebih baik di masa depan pun dianggap kebohongan.

Walaupun ada cukup banyak pengaruh baru yang dimunculkan oleh postmodernisme dalam berbagai aspek kehidupan, sangat penting diperhatikan bahwa gerakan baru ini bukanlah anti terhadap hasil-hasil yang dicapai oleh era modern. Yang menjadi titik perlawanan postmodern terhadap modernisme adaiah cara pandang dan filsafat modernis yang dianggap gagal, sehingga kaum postmodernis melakukan pembongkaran asumsi-asumsi dasar di balik segala cita-cita modern, sehingga yang dibentuk adaiah suasana intelektual dan ekspresi kebudayaan yang mendominasi masyarakat kini. Hal yang sama terjadi pada arsitektur, perkembangan arsitektur modern khususnya berupa penyederhanaan bentuk, pengagungan pada teknologi-konstruksi, universalisme dan pengabaian aspek kemajemukan, mendorong tumbuhnya gerakan postmodern dalam arsitketur. Pruitt-Igoe di St. Louis di anggap sebagai lambang arsitektur modern.

Yang lebih penting, ia berdiri sebagai gambaran modernisme, yang menggunakan teknologi untuk menciptakan masyarakat Utopia demi kesejahteraan manusia.

Postmoderisme menunjuk kepada suasana intelektual dan sederetan wujud kebudayaan yang meragukan ide-ide, prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang dianut oleh modernisme

Sebenarnya postmodernisme telah mengalami masa-masa inkubasi yang cukup lama. Meskipun para ahli saling berdebat mengenai siapakah yang pertama kali menggunakan istilah tersebut, terdapat kesepakatan bahwa istilah tersebut muncul pada suatu waktu pada tahun 1930-an. Yang lebih sering dianggap sebagai pencetus istilah tersebut adaiah Arnold Toynbee, dengan bukunya yang terkenal berjudul «Study of History .» Toynbee yakin benar bahwa sebuah era sejarah baru telah dimulai, meskipun ia sendiri berubah pikirannya mengenai awal munculnya, entah pada saat Perang Dunia-I berlangsung atau semenjak tahun 1870-an. Foucault, menawarkan sebuah usulan nama bagi dunia tanpa titik pusat, yaitu “heterotopia.” istilah Foucault menggarisbawahi perubahan besar yang sedang dialami.

Arsitek modernisme berusaha membangun sebuah bangunan masyarakat yang sempurna. Mereka hanya menawarkan keanekaragaman yang tak terhitung banyaknya, «multiverse» telah menggantikan model «universe» dari modernisme. Para arsitek modern mengembangkan gaya yang terkenal dengan International style . Bangunan harus merupakan “kesatuan yang agung» dan bukan kumpulan «bahan yang tidak agung.”

Karena memegang prinsip kesatuan, arsitektur modern mempunyai ciri khas «univalence.» Bangunan-bangunan modern menunjukkan bentuk yang sederhana dan ini nyata dari pola glass-and-steel boxes. Arsitektur modern mencari bentuk sederhana yang dapat menyampaikan sebuah makna tunggal. Cara yang digunakan adalah “repetisi”. Karena mereka juga berkehendak sempurna dalam geometri, bangunanbangunannya menyerupai model «dunia lain.» Arsitektur modern berkembang dan menjadi arus yang dominan.

Bulldozer adalah alat yang merupakan cetusan jiwa modern untuk “maju”. “Post modern dalam posisinya didalam modern berupaya menyajikan sesuatu yang tidak dapat disajikan didalam penyajian itu sendiri”. Post Modernis dengan kredonya yang terkenal merayakan perbedaan, justru menolak rasionalitas pencerahan. Bagi mereka, rasionalitas pencerahan akhirnya tidak lebih dari narasi besar pemberian, legitimasi bagi proyek-proyek kekuasaan yang menindas.

Lyotard cukup realistis bahwa dunia adalah sebuah realitas yang ribut, riuh rendah oleh kompleksitas informasi. Dalam upaya mendefinisikan Post Modern dapat dilihat bahwa terdapat paradoks yang dihadapi oleh para kritikus dan pemikir postmodern.

Jencks sebagai contoh dalam usahanya mendefinisikan postmodernisme didalam bukunya

Berbagai bagian, gaya atau sub-sistem digunakan dalam sintesis yang baru dan kreatif. Didalam masyarakat dan ker^dayaan Post Modern, pandangan tentang gaya sebagai Zeitgeist.

 

Justru sebaliknya buah karya postmodern berusaha menunjukkan dan memperlihatkan gaya, bentuk, corak, yang saling bertentangan. Arsitektur postmodern menggunakan beberapa teknik dan gaya seni tradisional yang ditentang oleh arsitektur modern. Hal ini yang dikritik oleh kaum postmodern terhadap kaum modern. "Sebuah bangunan mempunyai kekuatan untuk menjadi apa yang diinginkannya "Charles Moore, dalam Conversations with Architects, ed.

Kaum Postmodern ingin agar bidang arsitektur tidak terperangkap oleh pertanyaan "apa fungsinya?" Arsitektur harus kembali berperan untuk menciptakan "bangunan-bangunan yang kreatif dan imajinatif." Kaum modern menekankan adanya universalitas dan adanya nilai-nilai yang tidak terbatas sejarah, dan ini ditolak secara tegas oleh kaum postmodern. Bangunan-bangunan modern menggunakan bahan-bahan industri dan mereka melayani sistem industri, sehingga bentuk-bentuk demikian mewujudkan dunia baru yang dikuasai sains dan teknologi. Konsep kesatuan dan keseragaman arsitektur yang merupakan konsekuensinya, ternyata sangat tidak manusiawi, sehingga Arsitektur Modern berbicara dengan bahasa produksi massal dan standar. Kaum postmodern menolak secara tegas konsep tersebut, mereka ingin menemukan sebuah bahasa baru yang menghargai keanekaragaman dan pluralisme.

Ciri utama arsitektur postmodern adalah Double coding yaitu prinsip arsitektur postmodern yang memuat tanda, kode dan gaya yang berbeda dalam suatu konstruksi bangunan, merupakan campuran ekletis antara tradisional/modern, populer/tinggi, Barat/Timur, atau sederhana/complicated. Prinsip arsitektur postmodern yaitu prinsip kontekstualisme berarti adanya pengakuan bahwa gaya arsitektur suatu bangunan selalu merupakan bagian fragmental dari sebuah gaya arsitektur yang lebih luas. Arsitektur Postmodern mengacu kepada perlawanan bentukbentuk arsitektur modern yang menonjolkan keteraturan, rasionalitas, objektif, praktis, ruang isotropis dan estetika mesin, dimana prinsip bentuk mengikuti fungsi menjadi dewa. Jika modernitas dipahami sebagai kurun waktu sejarah yang berkembang semenjak era Renaisans, maka postmodernitas adalah kurun waktu sejarah yang seringkali dikaitkan dengan perubahan realitas dunia seusai Perang Dunia II .

Postmodernitas ditandai dengan lahirnya totalitas struktur sosial baru, perkembangan teknologi dan informasi yang pesat, serta terbentuknya masyarakat komputerisasi, dunia simulasi dan hiperrealitas. Post modern juga sebagai gerakan dilahirkan dari kekecewaan yang umum terhadap bangunan kota modern, perumahan modern dan perencanaan kota. "Jane Jacob di 1961 adalah yang pertama mendefinisikan kegagalan arsitektur modern dalam bukunya, 'The Death And Life Of Great American Cities," Dan dia menggaribawahi teori baru yang menyatakan urbanisme untuk mengambil peran. Pandangan Postmodern membuka kesempatan dan mendorong adanya toleransi besar dan respek terhadap perbedaan dan nuansa lokal yang spesifik.

Pada tahun 1975 dan 1977 Charles Jenck menulis "Death Of Modern Architecture" dan mendefinisikan pengganti modern-arsitektur sebagai post modern, Buku Charles

James Stirling, German, 1977-84, Musem Arsitektur Jerman karya Mathias Unger, 1980-84. Conference di ,Aix-en-Provence pada,. Architecture dari Le Corbusier yang cenderung mengikuti kecenderungan-kecenderungan fungsional gerakan Le Corbusier yg dinyatakan di awal 1950-an.

Oswald Mathias'Ungers, Arsitek Jerman pertama kali berpartisipasi dalam diskusi arsitektur-internasional tentang masalah-masalah arsitektur kontempeorer di CIAM

Postmodern adalah karya-karya The Sea Ranch Of Charles Moore- 1960an, model modelnya memberikan sumbangan bersejarah pada diskusi 1970an. Hal ini berangkat dari kritik-kritik Charles Moore di Amerika Serikat dan Inggris yaitu kurangnya ekspresi dan makna dalam arsitektur modern. Konsep dari strukturalisme-1960an menekankan peran serta pemakai dalam proses perencanaan dan perancangan. Protes gerakan ini terhadap arsitektur modern.

 

adalah kembalinya pada pertimbangan-pertimbangan akan kebutuhan-kebutuhan manusia.
Perkembangan pada masa depan akan memperlihatkan sejauhmana pemakai berada dalam posisi untuk merumuskan kondisi-kondisi kehidupan dan pekerjaannya, dengan pertimbangan khusus akan aspek keselarasan dan kemanusiaan. Sejumlah prinsip-prinsip perancangan penting yang berdasarkan pada gagasan strukturalisme dapat jelas dibedakan pada proyek-proyek pribadi Piet Blom. Piet Blom, 1960an, meniru Casbah-casbah di Hengelo dan pada rumah pohon di Helmond.



·       Late Modern Sebagai Respon Terhadap Post Modern

Pada beberapa tahun awal munculnya post modern, debat tentang gaya arsitektur cukup luas. Arsitek-arsitek, kritikus-kritikus dan publik telah menggunakan bahasa sebagai senjata , dengan kesungguhan, sehingga polemik tersebut menyebar keberbagai negara Eropa dan Amerika. Kondisi perkembangan arsitektur di tahun 1980-an telah dipolitisir , peperangan gaya arsitektur modern-posmo benar-benar panas, menujukkan peperangan yang sesungguhnya untuk memperoleh kekuatan, siapa yang membangun kota-kota. Hal ini mencerminkan pergantian mendasar dalam kebudayaan Barat menuju pluralisme dan konfrontasi.

Pluralitas dan pergulatan yang terus-menerus tersebut disebut sebagai kondisi Post Modern oleh filosof Pernacis Jean-Francois Lyotard, kondisi ini menurutnya akan permanen, memberikan pengurangan kesatuan religius dan ideologi sosial, kebangkitan skeptisme, ilmu pengetahuan, dan tipe rasionalitas yang diorganisasikan. Juga menggarisbawahi perubahan yang konstan, dimana kritik-kritik arsitektur mengecam kesemua arah. Namun dua tradisi dasar yang berkompetisi untuk dominansi, yang Jencks sebut sebagai pendekatan Late Modern dan Post Modern, mencoba mengganti gerakan arsitektur modern yang telah kehilangan arah.

 

Tersebut merupakan upaya mengakomodasi media konstruksi modern dan sejarah, makna arsitektur yang elit dan populer, sehingga bangunan-bangunan tersebut memiliki code ganda, salah satu kata kunci Post Modern. Arsitek Late Modern, secara konstras, didisain dengan melakukan perbandingan sejarah, dimana asal usul gerakan mereka memang berakar pada sejarah. Bangunan mereka mungkin secara kebetulan menarik dan indah, tetapi keindahan bukanlah bagian yang esensial dari kamus mereka, prinsip-prinsip komposisi dan proporsi bukanlah sasaran utama. Pengabaian harmoni arsitektur modern yang berlebihan, berupa keterkaitan yang realistik fungsi dan dinamika spatial, sehingga gerakan arsitektur Late-modern lebih menghargai karater daripada keindahan.

Monumen arsitektur late modern yang utama, Norman Foster-Hongkong Bank, yang dinilai sebagai keajaiban kedelapan dunia, dan diidentikan sebagai piramida besar, adalah hasil dari harmoni, penemuan susunan, penunjukkan yang ahli dalam perancangan industri pada skala besar, dan ekspresi sistem proporsi atau keyakinan religius. memiliki Landmark yang perkasa yaitu'Pompidou centre karya Rogers, 1972-77, Slick -Tech Willis Faber Dumas karya Norman foster, 1972-75, Gunma Museum karya Arata Isozaki, 1971-74. Baroque, karena perluasan pada permukaan dan efek pencahayaan dan unit ruang-ruang yang overlaping, yang memberikan kesan gerakan dinamis. Hal yang senada dengan gerakan Late Modern namun terdapat modifiksimodifikasi adalah pemikiran-pemikiran Rossi, yang masih konsisten dengan prinsipprinsip gerakan arsitektur modern, walaupun pengertian fungsi dalam bentuk yang lain yaitu rasionalisme.

Rossi mencoba melalui suatu acuan yang rasional terhadap sejarah dan tradisi, guna memperoleh basis baru bagi perancangan. melalui transformasi bentuk tersebut ia meransang suatu kesadaran yang baru tentang elemenelemen rancangan lingkungan, ia menentang kecenderungan fungsional gerakan arsitektur modern, menurut dia penfasiran fungsional tidak menimbulkan kejelasan/perbaikan pada situasi bangunan. Modern, yang dimulai pada tahun 1977. Gerakan ini tidaklah diterima sebagai PostModern dan mungkin karena alasan ideologis yang mana kebanyakan arsitek late-modern berkeinginan untuk menyatukan visi arsitektur mereka dengan visi 1920-an, yaitu berupa keterkaitan sosial dan inovasi estetika, sehingga modernis memiliki arah dan kreativitas yang jelas.

Pada Late Modern banyak upaya-upaya bernostalgia dengan periode heroik modernisme, kadang-kadang direvisi, lain waktu digunakan dengan sikap oportunism, atau secara sederhana digunakan kembali sebagai pengembangan gaya, seperti yang dilakukan oleh Le Corbusier, Mies van de Rohe dan Gropius. Aldo Van Eyck yang diberikan pada RIBA , diberi judul 'rats, psts, dan other pests, juga Berthold Lubetkin menyerang post modemis dalam penerimaan hadiah emas RIBA di 1982, menyatakan kembali bahwa modernisme sebagai rasionalisme. Bruno Zevi pada pertemuan RIBA pada tahun berkutnya menyerang pada Post Modernis, namun ia mengajukan versi yang berbeda dari gerakan modern, yang memperlihatkan bahwa ide maskulin arsitektur-abad 19 pada periode tersebut menguat, menjadi lebih macho. Ketika IM PEI menerima prize 1983 ia memberikan pertahanan pada karya hotel yang dinilai posmo diluar Kota Peking, yang mengakomodasi bentuk Tradisional Cina, namun ia memperlihatkan kebingungan pada karya tersebut, yang terbukti pragmatis untuk menyerap pendekatan posmo apabila dinilai cocok.

Namun Le corbusier menunjukkan ketidakcocokan dari susunan spatial yang didasarkan pada Dadaisme, dan kecintaan yang sungguh-sungguh pada bahan-bahan asli. Penunjukkannya yang berharga adalah bahwa spirit baru dalam arsitektur diproklamasikan 5 tahun setelah pameran seni di Royal Academy di London dengan sebutan spirit baru picturesque, terjemahan Inggris dari Zeitgeist. Ironi dari kebangkitan yang diusulkan, adalah tidak mungkin untuk ditinggalkan hal-hal yang bermanfaat untuk generasi-generasi terpelajar dalam suksesi Zeitgeist. Namun Karakteristik fakta dari kehidupan budaya pada era-informasi adalah pekerjaan ulang dari tradisi terdahulu, walaupun dipandang mengalami degradasi
.

 

·       Polarisasi Arsitketur Modern dan Post Modern

Arsitek-arsitek, seperti halnya artis-artis, tidak bersedia dimasukkan dalam katagori gaya arsitektur yang bukan pilihan mereka.

Kehidupan yang lebih baik dalam masyarakat demokratis. Charles Jencks menyatakan sebaiknya perbedaan tersebut dikenali, baik sifat partisan dari aktifitasnya. Dalam hal ini jasa arsitektur bukan suatu layanan seperti profesi medis, tetapi lebih kepada profesi advokasi, seperti bantuan hukum.

Proyek akhir Hongkong Bank ini adalah hasil dari kompetisi arsitketur yang berarti uang, kualitas dan penemuan baru, yang menghasilkan pemenang. Hal ini menghasilkan sesuatu pada developer, Boston Properties yang dikepalai Mortimer Zuckerman. Bangunan mega yang fast-track tersebut membentuk tata-atur pada kota-kota tertentu untuk jangka pendek, yang menimbulkan kesan arsitkeutur lepas kendali-seperti anarkhipolitik pada masa terorisme. Perasaan ini diekspresikan oleh kritikus Kenneth Framton dan Ada Louise Huxtable, yang menyerang kecepatan dan skala overbuilding , yang mana peran arsitek dikebiri oleh paket-paket pekerjaan, sehingga menghasilakn produk bangunan dengan penyelesaian fasade yang dangkal .

Dalam hal ini, penurunan kualitas yang Barbara Tuchman sadari di kehidupan kontemporer, justeru berlangsung lebih besar di arsitektur. Namun keuntungan utama dari kompetisi di karyakarya arsitketur adalah kecenderungan pada penyebaran karya-karya arsitketur pada berbagai firma, yang masing-masing berkompetisi untuk mengejar komisi dan mengaksentuasikan pandangan-pandangan mereka, kompetisi ini dipandang sebagai watak polarisasi Arsitektur Modern -Post modernisme. Dalam hal ini, Charles Jencks menyukai Arsitketur Modern dengan seperangkat nilai-nilai, juga mengapresiasi yang Arsitketur Post Modern, terutama biladua tradisi tersebut diterapkan pada desain bangunan yang memang cocok. Lebih jauh lagi adalah hubungan yang dialektikal antara gaya-gaya ini dan oposisi semantik mutual yang memberikan arti utamanya pada masing-masing tradisi tersebut.

Sebagaimana pada semua periode sejarah arsitketur, arti arsitektural didefinisikan oleh hubungan yang sinkron serta oposisi semantik arsitek, dengan penerapan dalam rancangan fisik bangunan. Kemajemukan yang merupakan esensi kondisi postmodern mendorong suatu kesimpulan bahwa setiap waktu akan senantiasa bangkit semangat futuristik dalam masyarakat yang kaya informasi, tidak ada kemungkinan arsitketur senantiasa bertahan dalam kekinian pada periode waktu yang panjang. Roger dan teamnya ingin memperluas bentuk kota yang tidak selesai sebagai proses, mereka telah mengaksentuasi lubang-lubang, asimetris, keseimbangan-malahan seperangkat cranes biru, yang menggusulkan mereka memodifikasi site selamanya. Perkembangan lanjut yang John Kenneth Galbraith katakan sebagai teknostrukture .

Late-Modern, Gaya yang mempromosikan ide dari inovasi, perubahan dan efesiensi. Keseimbangan neraca yang mengkontraskan dua tradisi utama tersebut akan memperlihatkan distribusi yang seimbang dengan segala kekurangan da kelebihan masing-masing. Konsekuensinya memberikan keanekaragaman budaya, sehingga dapat terjadi kompetisi, meningkat dalam perdebatan besar yang menjadi cambuk bagi kemajuan dan kreatifitas dalam arsitektur.

 

·         Prinsip-Prinsip Dan Kecenderungan Gerakan Arsitektur

Arsitketur, khususnya, sosial, politik, teknik dan filsafat pemikiran mempengaruhi gerakan-gerakan dan kecenderungan-kecenderungan perkembangan arsitektur. Pada tahun 1920-an arah baru dalam arsitektur timbul dari perdebatan tentang masalah-masalah orang tinggal bersama-sama dikompleks perumahan dan apartemen bertingkat tinggi, dan oleh penolakan atas kosakata eklektisme. Tabulasi perbandingan dari berbagai prinsip dan karateristik memperlihatkan bahwa contoh-contoh arsitektur karya arsitek tunggal, dapat digolongkan dalam berbagai tipe: rasional, simbolik, psikologik.
 .

 

 

Kesimpulan

Sejarah modernisme dalam arsitektur membawa kita kembali pada sejarah arsitektur pada umumnya. Bahwa gerakan arsitektur berubah cepat pada saat ada yang dapat menggagalkan gerakan baru yang bertentangan dengan arus utama yang sedang berlangsung telah terjadi selama bertahun-tahun berdirinya arsitektur modern. Serta untuk pembentukan gerakan postmodern, yang berfokus pada penghormatan terhadap sejarah periode klasik, yang ditentang oleh arsitektur modern.

 

 

DAFTAR PUSTAKA:

file:///C:/Users/ovi/Downloads/310-613-1-SM.pdf

file:///C:/Users/ovi/Downloads/359-556-1-PB.pdf

file:///C:/Users/ovi/Downloads/jia-03-01-2006-polarisasi_arsitektur_modern_dan1-with-cover-page-v2.pdf

https://raharja.ac.id/2020/10/13/literature-review/

Comments